Halo selamat datang di VoteBradford.ca
Selamat datang di VoteBradford.ca, sumber tepercaya Anda untuk berita, informasi, dan diskusi terbaru tentang pendidikan. Hari ini, kita akan menyelami topik penting kurikulum, meneliti pendapat para ahli jurnal terkemuka untuk memberikan pemahaman yang komprehensif.
Pendahuluan
Kurikulum, landasan pendidikan yang vital, memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman belajar siswa. Berbagai definisi dan perspektif telah dikemukakan oleh para ahli, masing-masing menawarkan wawasan unik tentang sifat dan tujuan kurikulum. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai pengertian kurikulum menurut para ahli jurnal, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan mereka, dan menganalisis implikasi pendidikannya.
Para ahli sepakat bahwa kurikulum adalah rencana atau panduan yang mengarahkan proses pengajaran dan pembelajaran. Ini menguraikan tujuan pendidikan, konten, pengalaman belajar, dan metode penilaian. Namun, di luar definisi inti ini, pemahaman tentang kurikulum bervariasi, mencerminkan beragam perspektif teoretis dan filosofis dalam pendidikan.
Dalam beberapa dekade terakhir, konsep kurikulum telah berkembang pesat, melampaui siswa dan guru tradisional yang berpusat pada konten. Pandangan kontemporer menekankan kurikulum sebagai proses yang berkelanjutan dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, dan politik yang lebih luas.
Untuk memahami kompleksitas kurikulum, penting untuk memeriksa definisi yang diberikan oleh para ahli jurnal. Setiap definisi menawarkan lensa unik untuk menganalisis dan mengembangkan kurikulum yang efektif untuk pendidikan abad ke-21.
Dalam bagian berikut, kita akan mengeksplorasi pengertian kurikulum menurut para ahli jurnal terkemuka, menyoroti perspektif utama dan implikasinya bagi praktik pendidikan.
Pengertian Kurikulum Menurut Tyler
Ralph Tyler: Kurikulum sebagai Tujuan yang Ditetapkan Secara Eksplisit
Ralph Tyler, seorang ahli pendidikan Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “semua pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Definisi Tyler menekankan sifat kurikulum yang direncanakan dengan sengaja, dengan tujuan sebagai dasar panduannya.
Menurut Tyler, kurikulum harus mencakup empat elemen penting: tujuan, pengalaman belajar, organisasi, dan penilaian. Tujuan menentukan arah kurikulum, sedangkan pengalaman belajar memberikan sarana untuk mencapainya. Organisasi mengacu pada urutan dan urutan pengalaman belajar, dan penilaian memungkinkan pemantauan kemajuan siswa.
Model kurikulum Tyler memberikan kerangka kerja yang jelas untuk pengembangan dan penerapan kurikulum, memastikan tujuan yang jelas dan pengalaman belajar yang disesuaikan. Ini memfasilitasi penyelarasan antara tujuan pendidikan, praktik pengajaran, dan penilaian.
Pengertian Kurikulum Menurut Bobbit
Franklin Bobbit: Kurikulum sebagai Daftar Pengalaman yang Diberikan
Franklin Bobbit, seorang pendidik dan administrator Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “pengalaman belajar yang akan memberikan kecakapan dan informasi yang diperlukan untuk keberhasilan partisipasi dalam kegiatan dewasa.” Bobbit menekankan aspek praktis kurikulum, berfokus pada persiapan siswa untuk peran dan tanggung jawab mereka di masa depan.
Menurut Bobbit, kurikulum harus didasarkan pada analisis tugas yang cermat dari kegiatan dewasa. Pengalaman belajar kemudian harus dirancang untuk mengembangkan kecakapan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas ini secara efektif.
Model kurikulum Bobbit memberikan pedoman yang jelas untuk pengembangan kurikulum yang relevan dan berorientasi pada pekerjaan. Ini memastikan bahwa siswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses dalam masyarakat.
Pengertian Kurikulum Menurut Dewey
John Dewey: Kurikulum sebagai Pengalaman dan Interaksi
John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika, memandang kurikulum sebagai “semua pengalaman yang memengaruhi pertumbuhan individu.” Definisi Dewey menekankan peran sentral pengalaman dalam membentuk dan mengembangkan kurikulum.
Menurut Dewey, pengalaman adalah landasan kurikulum. Daripada berfokus pada konten atau mata pelajaran tertentu, kurikulum harus menyediakan lingkungan yang memupuk pertumbuhan intelektual, sosial, dan emosional siswa.
Model kurikulum Dewey mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berbasis pengalaman. Ini mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi, membekali siswa dengan alat untuk sukses dalam masyarakat yang terus berubah.
Pengertian Kurikulum Menurut Schwab
Joseph Schwab: Kurikulum sebagai Struktur Pengetahuan
Joseph Schwab, seorang filsuf dan pendidik Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “struktur pengetahuan yang terorganisir yang dipilih untuk ditransmisikan.” Schwab menekankan pentingnya konten dan organisasi kurikulum, berpendapat bahwa kurikulum harus mencerminkan struktur inheren pengetahuan.
Menurut Schwab, kurikulum harus fokus pada penyajian pengetahuan secara koheren dan logis. Pengalaman belajar harus dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan antara konsep dan disiplin yang berbeda, menumbuhkan pemahaman yang mendalam dan komprehensif.
Model kurikulum Schwab mempromosikan perkembangan intelektual dan akademis siswa. Ini mendukung pengembangan basis pengetahuan yang kuat dan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara kritis.
Pengertian Kurikulum Menurut Saylor dan Alexander
J. Galen Saylor dan William Alexander: Kurikulum sebagai Bidang Studi
J. Galen Saylor dan William Alexander, dua ahli pendidikan Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “bidang studi yang memusatkan perhatian pada tujuan pendidikan, pemilihan, organisasi, dan evaluasi pengalaman belajar.” Definisi Saylor dan Alexander menekankan sifat komprehensif kurikulum, mencakup semua aspek proses pendidikan.
Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum bukan sekadar daftar mata pelajaran atau kegiatan, tetapi bidang studi yang berkelanjutan dan berkembang. Ini melibatkan perencanaan, implementasi, dan penilaian secara terus-menerus, memastikan bahwa pengalaman belajar memenuhi kebutuhan siswa yang terus berubah.
Model kurikulum Saylor dan Alexander memfasilitasi pengembangan kurikulum yang komprehensif dan responsif. Ini mendukung pendidikan yang holistik dan seimbang, mempersiapkan siswa untuk keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.
Pengertian Kurikulum Menurut Doll
Ronald C. Doll: Kurikulum sebagai Rencana untuk Tindakan
Ronald C. Doll, seorang ahli kurikulum Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “rencana tindakan yang menetapkan tujuan untuk bidang studi tertentu dan menguraikan cara-cara untuk mencapainya.” Definisi Doll menekankan aspek praktis kurikulum, berfokus pada desain dan pelaksanaan pengalaman belajar yang efektif.
Menurut Doll, kurikulum harus menyediakan cetak biru yang jelas untuk proses pengajaran dan pembelajaran. Ini harus mencakup tujuan, konten, strategi pengajaran, dan prosedur penilaian, memastikan keselarasan dan koordinasi di antara semua komponen kurikulum.
Model kurikulum Doll mendukung pengembangan kurikulum yang diinformasikan dengan baik dan koheren. Ini memfasilitasi perencanaan dan implementasi yang efektif, memberikan panduan yang jelas bagi guru dan siswa.
Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp
George A. Beauchamp: Kurikulum sebagai Ranah Pengalaman
George A. Beauchamp, seorang ahli pendidikan Amerika, mendefinisikan kurikulum sebagai “ranah pengalaman yang disediakan oleh sekolah yang dirancang untuk membantu individu mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berharga bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.” Definisi Beauchamp menekankan peran kurikulum dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Menurut Beauchamp, kurikulum harus mencakup berbagai pengalaman belajar yang bermakna dan relevan. Ini harus memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan secara intelektual, sosial, emosional, dan fisik, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk hidup sukses dan bermakna.
Model kurikulum Beauchamp mempromosikan pengembangan kurikulum yang holistik dan inklusif. Ini mendukung penciptaan lingkungan belajar yang menantang dan mendukung, memberdayakan siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.
Kelebihan dan Kekurangan Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli Jurnal
Kelebihan Pengertian Kurikulum Tyler
Definisi kurikulum Tyler memberikan kejelasan dan struktur untuk proses pengembangan kurikulum. Ini memfasilitasi perencanaan dan implementasi kurikulum yang terarah dan efektif, memastikan bahwa pengalaman belajar diselaraskan dengan tujuan pendidikan yang jelas.
Model Tyler juga mempromosikan keterukuran dan akuntabilitas. Dengan mendefinisikan tujuan secara eksplisit, lebih mudah untuk memantau kemajuan siswa dan mengevaluasi efektivitas kurikulum. Hal ini mendukung penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan dan berbasis bukti.
Selain itu, pendekatan Tyler menekankan pentingnya pengalaman belajar yang beragam. Dengan memasukkan berbagai jenis pengalaman belajar, kurikulum dapat memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda dari semua siswa.
Kekurangan Pengertian Kurikulum Tyler
Meskipun memberikan struktur yang jelas, definisi Tyler juga dapat membatasi dan kaku. Dengan berfokus pada tujuan yang telah ditentukan, model Tyler dapat menghambat fleksibilitas dan inovasi dalam kurikulum.
Selain itu, pendekatan Tyler cenderung berfokus pada hasil yang dapat diukur, yang dapat mengarah pada pengabaian tujuan pendidikan yang lebih sulit diukur, seperti kreativitas dan pengembangan karakter.
Terakhir, model Tyler kurang mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan budaya yang memengaruhi kurikulum. Dengan mengutamakan tujuan yang ditentukan sebelumnya, model ini mungkin gagal untuk mengatasi kebutuhan dan aspirasi siswa dari latar belakang yang beragam.